2. Pasal kedua cara berinteraksi dengan anak-anak

BAGAIMANA BERINTERAKSI DENGAN ANAKMU

Bagaimana berinteraksi dengan anak anda

Apa keistimewaan anak-anak?

Mengapa anak aktif?

Mengapa anak selalu berusaha menghancurkan alat dan mainan?

Apakah mungkin menghalangi anak dari mainan?

Bagaiaman memenuhi cinta dan rasa aman untuk putera anda?

Anak bertanya apapun dan kapanpun?

Apakah mungkin menghindar dari pertanyaan-pertanyaan anak?

Ayah: Engkau berkhianat?

Mamah: kenapa aku tidak terlahir sebagain anak sepertimu?

Apa redaksi-redaksi yang membangkitkan dan merindukan?

Bagaimana anak anda senak berbincang bersama anda?

Bagaimana permusuhanmu terhadapa anak anda menjadi siksaan terbesar baginya?

 

Keistimewaan-keistimewaan anak

Pase anak-anak dianggap pase terpenting dalam kehidupan anak-anak, padanya ada permulaan pembentukan dan pertumbuhan, dan berdasarkan itulah manusia akan ada setelahnya: seimbang atau sakit, karena – hampir – semua penyakit kejiwaan muncul akibat dari jeleknya pemahaman tabiat dan tuntutan pase ini, maka emosi, takut, tertutup, kencing tanpa diinginkan, pertengkaran, dusta, mencuri dan penyakit-penyakit selain itu muncul pada permulaan pase ini jika pada pase ini ia jahat terhadap anak dan tidak berinteraksi dengan interaksi yang lurus.

Karena inilah kita mengkhsususkan penyebutan pase ini tidak pase-pase lainnya, dan kami menegaskan bahwa keistimewaan-keitimewaan ini tidak terbentuk pada sebagian anak-anak, tapi ia menunjukan bahwa anak ini lurus secara tabiat, dan sekalipun itu mebawa sebagian kemudaratan bagi pendidik, misalkan anak hingg usia 6 tahun tidak bisa membedakan antara benar dan salah karena itulah terkadang anda mendapatinya meletakan tangannya pada air yang panas atau meletakannya pada api untuk mengungkap hal yang menurutnya belum diketahuinya, maka mesti berinteraksi dengan si anak berdasarkan bahwa ia adalah anak yang tidak mengetahui dan bahwa yang ia lakukan itu alami pada usia ini, maka bagi kita hanya mengarahkan dan mendidik sifat ini, dan disini kami berusaha mengenalkan sifat-sifat ini, dan itu merupakan keistimewaan-keistimewaan yang menonjol bagi anak-anak.

aktif dan tidak pernah diam:

anak itu aktif tidak diam di satu tempat untuk waktu yang lama dan rasulullah saw. bersabda: “Aktifnya anak pada masa kecilnya adalah tambahan pada akalnya saat dewasa.” H.R Tirmidzi.

Bahwa aktif, selalu main, tidak diam, naik turun dan lain sebagainya menambah kecerdasan si anak dan eksperimennya setelah dewasa, sedangkan yang lain yang tidak bergerak dan selalu diam sendiri pada satu tempat maka ia tidak normal, dan biasanya setelah itu ia mengidap sipat tertutup, minder, penakut, pemalu sebagai akibat dari itu.

Tapi disana ada sebagian hal yang membantu mendidik dan mengarahkan keaktifan anak pada pase ini, yaitu:

Sang ibu berusah untuk menyibukan luangnya bersamanya dalam berbagai aktivitas rumah karena  jiwa umumnya bila ia tidak disibukkan dengan taat akan tersibukkan dengna maksiat, anak juga begitu jika ia tidak disibukkan dengan yang bermanfaat maka energinya akan habis dalam hal yang tidak bermanfaat, maka si ibu membawakan wadah kecil dan memintanya untuk membasuh tempat makan dan pakaiannya agar ia terbiasa untuk madiri, begitu juga merapikan peralatan-peralatannya, pakaiannya, dan kamarnya sebisa mungkin.

Bergabung dengan saalah satu group agar anak menghabiskan energinya dalam permainan yang khusu untuk ketangkasan yang membiasakannya berani, percaya diri, seperti Karate, Takewondo, Kungfu, dan silat.

Mengunjungi kerabat, teman dan tetangga yang memiliki anak seusianya maka si anak bermain bersama teman-temannya seusianya ia menghabiskan energinya bersama mereka berdasarkan ia memelihara pemilihan kerabat, rekan, dan tetangga yang salih yang mendidik anak-anaknya berdasarkan nilai-nilai yang lurus dan akhlak yang utama agar kata-kata kotor dan akhlak jelek lainnya tidak yang kamu larang tidak terdengar darinya; karena inilah si anak dilarang turun ke jalan bersama rekan-rekan yang jelek atau selalu nonton televisi; karena ia merusak hal yang kamu berusaha memperbaikinya. 

Darmawisata dan keluar untuk wisata sekalipun seminggu sekali minimalnya.

Sangat pengekor:

Anak mengekor pada yang dewasa terutama kedua orang tua, dan guru baik dalam hal yang baik mapun buruk, ayah salat maka si anak berusaha menirunya, ia merokok maka si anak menirunya, dan seperti itulah, dan diantara metode mengobati hal itu adalah: 

Kita ceritakan cerita-cerita para sahabat, orang-orang salih, ulama, dan model-model dokter agar mereka tiru.

Menyertainya dalam setiap yang baik agar mereka ikuti seperti berangkat ke mesjid bersamanya dan mengunjungi orang-orang salih.

Tidak duduk di depan televisi untuk menonton Grendizer, Ninja, dan Superman agar mereka tidak mengidap suka bertengkar dan menganggur akibat kemalasannya dalam meniru mereka, atau menjatuhkan diri dari jendela karena meniru Superman.

Kaset dan video islami yang menceritakan kisah-kisah dan biografi para komandan muslim sang pembebas yang membantu mereka semisal film: Muhamad Alfatih, Sinbad, Rihlatu Khulud, Arrisalah dan lain sebagainya. 

Membangkang:

Karena anak itu spesial dengan penentangan yang keras maka jangan kaget karena hal itu dan jangan khawatir pada si anak sebab sengaja menentang kepada kedua orang tuanya dan guru-gurunya, tapi kita wajib menyengatinya dan mendorongnya untuk melakukan sebaliknya dan mengingatkannya terhadap kisah-kisah dan hikayat-hikayat yang menyebabkannya menjauh dari menentang, seperti kita menyerupakan yang membangkang dengan syaitan yang membangkan kepada allah dan tidak patuh kepada Allah lalu murka kepadanya dan memasukkannya ke dalam neraka, memberikan contoh kepada kafir yang jelek, dan lain sebagainya yang menjadikan si anak menjauhi dari sifat ini, tapi diakhir kita benar-benar tegaskan bahwa anak yang menentang itu tidak sakit dan tidak durhaka kepada kedua orang tuanya, tapi penentangan ini kembali kepada tabiat usianya, maka jika ia naik ke kasur dengan kakinya yang kotor, berantakan rumah atau tempat tidur, terus berantakkan, atau membangkang dalam hal apapun maka doronglah dan semangatilah bukan mengejek dan menghukumnya.

Tidak dapat membedakan yang benar dan salah:

Anak melihat ibunya menyalakan kayu api maka ia berusaha menirunya maka ia tersengat api, ia meletakkan tangannya pada air yang panas tapi ia tidak mengetahui madaratnya, ia ingin meletakan tangannya pada kipas angin saat ia menyala, dan lain sebagainya dari contoh-contoh yang menunjukkan anak tiada membedakan antara benar dan salah, maka si anak tidak perlu disanksi atas hal itu dengan pukulan atau cercaan seperti disanksinya orang dewasa yang mengetahui karena akal anak belumlah matang, jika ia dapat membedakan satu hal ia belum dapat membedakan hal lain, tapi kita wajib menjauhkannya dari hal yang memudaratkannya seperti pisau, kayu api, kipas angin, kayu, dan air yang panas.

 Banyak bertanya:

Ia bertanya mengenai apapun, kapanpun dan dengan cara apapun? Diantaranya pertanyaan-pertanyaan yang dengannya ia ingin tahu seperti pertanyaannya: “Allah dimana?” ada pertanyaan untuk menyusahkan kedua orang dan pendidik seperti pertanyaannya “Ayah kenapa ayah gemuk?”, ada pertanyaan yang menunjukkan kepada kegalauannya dan khawatirnya, ia bertanya: “Apakah ayah akan mati?” dan lain sebagainya dari berbagai pertanyaan yang akan kita bicarakan secara rinci dengan izin allah di tempat lain, tapi sebelum itu kita harus menghindari dari berbohong kepada anak, dan kita jangan menjawab berbagai pertanyaannya dengan yang tidak terjangkau akalnya, dan kita pastikan jawaban-jawaban perbuatan kita saat tiba-tiba dengan pertanyaan yang tidak nyata, dan kita jangan katakan padanya: “Kamu masih kecil, jangan membicarakan hal-hal ini,” karena anak itu penentang, dan itu akan menambahnya ingin tahu jawaban dari pertanyaannya dan ia terpaksa untuk menanyakannya kepada salah satu rekannya, ibu atau bapak gurunya, dan terkadang ia dijawab dengan jawaban keliru yang melekat pada hatinya dan kita tidak mampu menghapus dan meluruskannya dengan mudah, maka marilah buka hati dan akal kita terhadap berbagai pertanyaan anak sebelum kita menyesal.   

Ingatan daya rekam yang tajam:

Anak ingatannya masih bersih putih tidak terkotori duka-cita dan berbagai masalah, maka – karena itulah – ia banyak menghafal tanpa faham, inilah yang disebut daya rekam, yaitu menghafal tanpa menguasai dan mengetahui, ketajaman daya rekam dalam ingatan ini digunakan untuk menghafal Alquran Alkarim, Hadis Asysyarif, doa-doa, zikir-zikir, dan nasyid-nasyid dan berbagai hafalan, apa yang ia hafal pada usia ini sulit lupa.

Tapi dengan memelihara silabus penghafalan yang mudah dan menarik, dan dalam nyanyian yang indah ia memempelajari basmalah dalam segala hal dari sela-sela senandung:

“Kumulai bermain Atas nama Allah,

Kumembaca, dan menulis Atas Nama Allah,

Kuberkendara, berenang Atas Nama Allah,

Kumakan, minum Atasn Nama Allah,

Atas Nama Allah, Atas Nama Allah,

Ungkapan terindah yang kita pelajari.”

Dengan itulah kita menghabiskan energi anak dalam hal yang berguna dan menjauhkannya dari nyanyian-nyanyian yang jelek dan kita buat dia senang terhadap perjuangan islam yang indah, kita penuhi daya ingatnya yang tajam dengan kalimah-kalimah thayibah.

Daya ingatnya banyak membantu kita dalam hal taida menjelaskan sebab, hikmah, dan tafsir, maka ia hafal dengan penyampaian dan dengan pendengaran – biasanya – dan cukup anda bacakan satu ayat atau doa dua atau tiga kali agar ia menghafalnya di luar kepala atau – dalam menghafal quran – kita hadirkan kaset mushaf muallam agar ia mengulang-ulang di belakangnya, dan metode hafalan yang ideal nanti rinciannya akan dikemukakan.

Senang Suport:

Ia – hampir – merupakan faktor yang ambigu dalam setiap keistimewaan dan kita perlu kepadanya saat ada pembangkangan, saat tidak dapat membedakan antara benar dan salah, dan saat akti dan tidak diam, kita mesti mentransformasikan suport dari materi kepada maknawi, dan itu sehingga si Anak tidak terbiasa kepada sesuatu yang tentu, dan agar ia tidak menjadi pragmatis yang mengambil atas yang ia kerjakan langsung, dan diantara hal yang penting saat mensuport harus mengikatkan si anak kepada pahala akhirat, maka kita katakan: “Yang mendengar ucapan diridlai Allah. Pekerjaan ini diberi pahala sepuluh kebaikan. Salat kamu di masjid saat ini sebanding dengan salat dua puluh tujuh di rumah.” Dan ikatkan ia dengan berbagai aktivitas sahabat dan orang-orang salih, saat ia pergi untuk latihan di group olah raga kita katakan padanya: “Kamu akan kuat seperti Sayyidina Umar dan orang-orang kafir menakutinya.” Atau kita ingatkan ia kepada orang yang ia cintai seperti ayah, pama, atau penggajarnya. Cara-cara suport banyak dan berkagam. Pembicaraan mengenainya akan dikemukakan di dalam materi pahala dan siksaan, dan diantara itu adalah memberinya bintang di dalam catatan, memujinya dihadapan rekan-rekannya dan ayahnya, dan menyapanya dengan nama termbaik untuknya, dan selain hal itu.

Senang bermain dan bergurau:

Ini bukan aib, tapi bermain terkadang menjadi pelantara untuk menggali berbagai keahlian, mengumpulkan pengalaman, mengembangkan kecerdasan, dan sarana paling utama untuk belajar adalah bermain, nanti kita akan membicarakan mengenai itu secara rinci di tempat lain dalam buku ini, tapi disini kami ingin mengingatkan bahwa bermain dan bergurau bukan pilihan bagi pemerintah seperti halnya bukan aib bagi anak-anak sihingga kita mengatakan mengenainya ia adalah [permainan orang bodoh] tapi yang ia lakukan adalah tabiat usianya dan salah satu keistimewaannya yang tanpanya ia menjadi tidak alami dan kita hanya wajib membimbing dan mengarahkannya untuk memilih permainannya atau waktu-waktu bermainnya, bagaimana ia mengambil manfaat dari permainan ini dan memilih orang yang bermain bersamanya.

Senang bersaing dan berbantah-bantahan:

Jika ini dibimbing dan diarahkan ia menjadi faktor penting dalam hal keunggulan dan penemuan maka katakan pada putramu: “Aku tidak senang kamu menjadi yang terakhir dalam hal apapun tapi kamu mesti selalu yang pertama.” Kamu katakan: “Anak si fulan melakukan ini, mengapa kamu tidak melakuan yang sepertinya?” mungkin kamu akan menjadi yang lebih baik darinya jika kamu melakukan ini dan ini, seperti itulah selalu mendorongnya untuk bersaing dalam kebaikan disertai menjaga untuk tidak berlebihan mengenainya dengan gambaran yang memunculkan pada si anak rasa permusuhan, kecemburuan, dan dengki kepada orang lain yang mengunggulinya.

Pikiran Khayalan:

Akalnya belumlah matang seperti yang telah kita bicarakan; karena itulah khayalan menguasai pikirannya dan ia yang dinamakan mimpi terjaga pada orang dewasa – terutama pada mereka yang remaja – yaitu pikiran yang tidak nyata, maka anda tidak perlu cemas saat mendapati anak duduk memikirkan sesuatu.

Saat kita berbicara surga kita ktakan: “Disana ada apapun yang kamu sukai,” kita biarkan dia memikirkannya sekehendaknya, begitu juga saat kita katakan padanya: “Tuhan kita maha besar dan sangat kuat sekali.” Kita biarkan dia mengembara dengan khayalannya sekehendaknya hingga ia dewasa dan akalnya matang. 

Cenderung menggali keahlian:

Kalau bapaknya itu seorang tukang kayu, atlit, pandai, pengajar atau pencetak logam atau sampai-sampai pekerja kebersihan maka kita akan dapati si anak berusaha menggali keahlian itu dari ayahnya dengan menirunya dan itu apda anak kecil sebelum usia 6 tahun, dan setelahnya hal itu berkurang. 

Perkembangan bahasa cepat:

Kamus bahasa anak terus bertambah dan itu dipengaruhi keshatan umum terhadap anak terutama santapan yang baik, begitu jgua berbagai hubungan keluar, kandungan sosial, ekonomi dan tingkatan bahasa si ayah dan ibu, maka anak yang sakit perkembangan bahasanya tidak seperti anak yang sehat, anak yang hidup di tengah problem-problem antara ayah dan ibunya tidak seperti yang hidup dalam kehidupn keluarga yang tenang dan tentram, anak yang kaya tidak seperti yang pakir, anak manja berbeda dari yang manja, anak yang orang tuanya berbicara bahasa sopan atau bahasa yang baik tidak seperti yang orang tuanya berbicara dengan bahasa kasar dan atau dikuasai bahasa tidak baik. Dan untuk memelihara pertumbuhan bahasa yang cepat pada anak anda harus menjauhi berbagai problem yang terkadang muncul setalah itu seperti gagap, sengau, terbata-bata dan lain sebagainya, peliharalah hal-hal berikut:

Jauhkan si anak dari kata-kata jelek dan kasar seperti cacian dan makian.

Jauhkan si anak dari kata-kata individu yang tidak kongkrit seperti: kemanusiaan, kemerdekaan, perserikatan.

Catatan perkembangan si anak dan memperhatikannya secara kesehata terutama telinganya karena acapkali itu karena pendengaran yang lemah.

Menjauhkannya dari sekolah-sekolah asing sebelum usia enam tahun.

Bercampur dengan rekan-rekan yang baik dari anak-anak.

Memperbanyak kisah-kisah dari kaset dan video.

Meluruskan kata-kata yang dikatakan si anak terbalik seperti “Cenala” dari “Celana”, “Abdi tuang” dari “Abdi neda”, “Lerami” dari “Lemari”, atau ada huruf yang terlewat seperti “Majid” dari “Masjid”, tanpa menertawakan atau mengejeknya agar ia tidak menjadi penentang.

Mendorong anak untuk mendengar.

Pendidik – terutama kedua orang tua – mengeluarkan kata dari artikulasinya yang benar, maka ia mengucapkan: “Pergi” pengganti “Fergi”, “Buku” dari “Buxu” ini semua kesalahan yang mesti diluruskan.

Terjadi kejelasan keras, tajam, dan kejernihan suara sekitar usia lima tahun.

Ibu menuntutnya untuk membawakan wadah merah, sikat gigi yang hijau untuk menambah perbendaharaannya dan membedakan anatara warna dan sesuatu, ia mencampurkan biji (Gandum, Jagung, Beras, kacang, kacang polong) ia memintanya untuk menggabungkan mirip darinya dan mengenalkan nama setiap jenis kepadanya.

Merubah kata-kata pasaran kepada kata-kata sopan, sebagian kata gampang merubahnya semacam: “Saya” pengganti “Gue”, “Abdi” pengganti “Kuring, Dewek, Aing”, “terima kasig” pengganti “Thanks bro” ...dan lain sebagainya.


Cenderung membongkar dan menyusun:

Ini oleh sebagian dianggap sebagai penghancuran padahal tidak demikian, tapi ia merupakan tabian pase ini, maka seyogyanya ia menjauhkan dari si anak apapun yang bisa hancur atau dikhawatirkan dan bawakan padanya berbagai mainan yang khusus dalam hal itu seperti kereta, Vazel, lego, kisah-kisah, kertas, dan lonceng. 

Ketajaman Emosi (sensitif):

Ia bergejolak dan beremosi dengan satu tingkat untuk hal-hal penting dan menghibur, emosi-emosi terpenting ini adalah:

Takut, ia pada anak perempuan lebih besar maka tidak seyogyanya menghukum si anak dengan menakuti-nakuti dengan polisi, gelap, ayah, guru, ifrit, gedurewo, dan nenek lampir; kaeran pada hal ini ada akibat-akibatnya yang jelek setelahnya dan padanya akan muncul banya penyakit kejiwaan, kencing tanpa dimaksud, tertutup, dan imperior.

Marah, diantara tanda-tandanya: menolak makan, menghancurkan berbagai hal, atau memukul dirinya sendiri, dan pemicu marah terkadang: cercaan, kritik – selalu membandingkan dengan yang lain – memaksanya untuk mengikuti sebagian kebiasaan dan aturan – membebaninya dengan tugas diatas kemampuannya – marah kedaua orang tua dan pertengkaran yang kontinyu diantara keduanya.

Kecemburuan, ia lebih sering tersebar diantara anak-anak perempuan dan biasanya disebabkan bayi yang baru lahir si anak merasa ia (si bayi) merampas kasih sayang kedua orang tuanya lalu ia melukainya, kencing, merangkak padahal ia sudah berjalan untuk menarik perhatian, kecemburuan ini – jika ada – ditanggulangi dengan meminta mereka mencium sebagiannya lagi, memberikan salah seorang mereka hadiah pada yang lainnya, dan tidak membedakan yang satu diatas yang lain dalam berinteraksi sekalipun yang satu lagi cacat atau sakit, ia memberi jeruk secara sama kepada yang besar dan yang kecil dan seterusnya.

KESIMPULAN

Anak memiliki beberapa keistimewaan yang mesti diterima dibimbing dan diarahkan, serta mendidik pada kebalikannya jika ia terbiasa memudaratkan pada pendidik ata si anak, bertambahnya atau memperdulikannya jika ia tidak seperti itu dan keisitimewaan-keistimewaan ini sama pada anak perempuan dan anak laki-laki dan pada anak-anak secara umum dengan beragam tingkatan dan itu karena adanya perbedaan individu antara manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.

Tidak perlu cemas terhadap anak sebab penentangan, penghancuran, dan percekcokannya.

Memelihara teladan penting sekali pda pase ini terlebih anak itu meniru, mengingat, tidak lupa, dan perbendaharaannya bertambah dengan yang ia dengar.

Melenyapkan hal-hal yang memudaratkan si anak dan menjauhkannya darinya seperti air panas, pisau, dan api.

Memperhatikan penghafalan anak terhadap Alquran, hadis, doa-doa, zikir-zikir, dan nasyid-nasyid.

Selalu mengikatkan anak dengan teladan-teladan dari para nabi, sahabat, dan orang-orang salih.

Membeli mainan untuk anak yang mengembangkan kemampuan dan kecerdasannya terutama mainan acak dan susun, dan bergam mengenainya.

Memelihara perkembangan pertumbuhan tubuh, anak perempuan bertambah berat dari anak laki-laki, dan anak laki-laki bertambah tinggi dari perempuan, dan ini pada sebagian besar kondisi.