1. Tariqatul Muhamadiah

Atas nama allah yang maha pengasih yang maha penyayang

Pengantar pengarang

Segala puji tetap milik Allah yang telah menjadikan kita sebagai umat pertengahan, umat terbaik. Selawat serta salam semoga tetap terlimpah pada orang terutama yang diberi kenabian dan hikmah, pada keluarganya, dan sahabat-sahabatnya yang mengikutinya baik dalam niat maupun dalam perangai, sepanjang ada langit dan bumi, cahaya dan gelap silih berganti.

Selanjutnya: sesungguhnya akal dan nakl keduanya selaras, kitab dan sunah sepakat bahwa dunia itu fana, cepat lenyap dan binasa, keagungannya hina, berbagai nikmatnya siksa, aneka minumannya hanya fatamorgana. “Dan sesungguhnya negeri akhirat merupakan kehidupan sebenarnya.” [Al Ankabut: 64], disediakan untuk mereka yang bertakwa dari mereka yang beriman, keagungannya tetap abadi, aneka nikmatnya bersih lagi abadi, anake minumannya bersih dari dosa dan gurauan, di dalamnya ada bidadari yang terpelihara di kemah-kemah, mereka segar serta disucikan dari berbagai kotoran dan penyakit: “Mereka laksa intan dan berlian, mereka tak pernah disentuh manusia dan jin sebelumnya.” [Ar Rahman: 58-59], “Berbagai wajah berseri pada hari itu, melihat kepada tuhannya.” [Al Qiyamah: 22-23], diridoi serta tentram di sisi-Nya, dan Dia pun meridoi dan membalasnya .. dan inilah nikmat dan kelezatan yang terbesar; kesuksesan, kemenangan dan kebahagiaan terbesar; dan keberuntungan denganya hanya diperoleh dengan mengikuti penutup para nabi, tuan kita, dan tuannya orang terdahulu dan terkemudian, baik dalam berbagai keyakinan, ucapan, akhlak, maupun perbuata.

“Sesungguhnya syetan musuh yang nyata bagi manusi.” [Yusuf: 5], benar-benar memalingkannya dengan upaya yang gigih, “Ia mengajak kelompoknya hanyalah agar mereka menjadi penghuni neraka sair.” [Fathir:6], maka berhati-hatilah dan jadikanlah ia sebagai musuh, karena ia adalah anjing yang terlatih, tujuannya yang tertinggi adalah menghilangkan keimanan, abadi selamanya di neraka, kemudian kefasikan yang nyata dan kezaliman yang memaksa, yang paling rendahnya menghalangi berbagai kebaikan, jatuh dalam martabat dan derajat, dan ia tidak meridoinya kecuali saat putus asa dari yang lainnya, kita berlindung kepada Allah .. kita berlindung kepada Allah dari kejahatannya.

Mukmin pencari kebenaran dan yang abadi, baginya baik yang pertama maupun yang kedua tidak samar lagi. Keseliruan, tipuan, dan berhasilnya kewas-wasan Alkhonas hanyalah pada mereka, ahli ibadah yang bodoh, dan ulama yang lalai pada berbagai kejelekan selain keduanya, lalu keduanya tergelincir, mereka melampaui batas dan ceroboh: “Sambil mereka menduga bawa mereka melakukan kebaikan.” [Alkahfi: 104].

Maka saya hendak menyusun Aththariqatu-l-muhamadiah dan saya ingin menjelaskan Assiratu-l-ahmadiah sehingga setiap penempuh (salik) mengarahkan amalnya kepadanya, lalu yang benar dapat dibedakan dari yang keliru, yang selamat dari yang celaka. Saya menyusunnya berdasarkan tiga bab sambil bertawakal kepada Tuhan yang maha mengurus dari para pengurus.